April 21, 2025 | admin

Waspada Ini 5 Modus Kejahatan Digital yang Sering Terjadi

Waspada Ini 5 Modus Kejahatan Digital yang Sering Terjadi

Di era serba digital seperti sekarang, kenyamanan dalam berselancar di internet justru sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Kejahatan digital atau cybercrime menjadi ancaman nyata bagi siapa saja yang menggunakan perangkat digital, baik itu komputer, tablet, maupun smartphone.

Kejahatan digital tidak hanya menyerang perusahaan besar atau lembaga pemerintahan, tetapi juga individu seperti kita. Modusnya pun makin beragam dan canggih, sehingga penting untuk memahami bentuk-bentuk kejahatan ini agar bisa lebih waspada dan melindungi diri. Berikut lima modus kejahatan digital yang paling sering terjadi dan perlu kamu ketahui.

1. Phishing: Memancing Korban Lewat Email atau SMS Palsu
Phishing adalah salah satu bentuk kejahatan digital yang paling umum. Modus ini melibatkan pengiriman email atau pesan singkat yang tampaknya berasal dari lembaga terpercaya, seperti bank, platform e-commerce, atau bahkan kantor pajak. Tujuannya? Untuk mencuri informasi sensitif seperti username, password, atau data kartu kredit.

Ciri khas phishing adalah penggunaan link palsu yang menyerupai situs resmi. Misalnya, kamu bisa menerima email dari “[email protected]” yang meminta kamu untuk mengisi ulang data karena “ada aktivitas mencurigakan”. Begitu kamu klik dan mengisi data, informasi tersebut langsung jatuh ke tangan pelaku kejahatan.

Waspada Ini 5 Modus Kejahatan Digital yang Sering Terjadi

Cara Menghindarinya:
Jangan asal klik link dari email atau pesan mencurigakan.

Cek alamat pengirim dengan teliti.

Aktifkan fitur keamanan dua langkah di akun pentingmu.

2. Skimming: Menyalin Data Kartu Tanpa Disadari
Skimming biasanya terjadi saat kamu menggunakan mesin ATM atau alat gesek kartu (EDC) di tempat-tempat umum. Pelaku kejahatan memasang alat tambahan di mesin tersebut untuk menyalin informasi dari kartu debit atau kreditmu. Dalam beberapa kasus, pelaku juga memasang kamera kecil untuk merekam PIN yang kamu masukkan.

Kamu mungkin tidak akan sadar saat kejadian berlangsung. Namun beberapa hari kemudian, kamu bisa menemukan transaksi mencurigakan di rekeningmu tanpa pernah merasa melakukan pembelian.

Cara Menghindarinya:
Periksa ATM sebelum digunakan, terutama bagian tempat memasukkan kartu.

Gunakan tangan untuk menutupi PIN saat mengetik.

Prioritaskan transaksi digital atau QR untuk keamanan lebih tinggi.

3. Scam Berkedok Investasi Online
Penipuan berkedok investasi seringkali menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Modus ini biasanya menyebar lewat media sosial, iklan online, atau bahkan lewat pesan WhatsApp. Kamu akan diminta untuk menyetor sejumlah uang sebagai “investasi awal”, dengan janji imbal hasil hingga puluhan persen dalam waktu seminggu.

Banyak orang tertipu karena tampilannya profesional, bahkan ada yang menyediakan aplikasi atau situs web sendiri. Sayangnya, saat korban mulai menyadari uangnya tak bisa ditarik kembali, pelaku sudah menghilang.

Cara Menghindarinya:
Jangan mudah tergiur keuntungan cepat.

Cek legalitas perusahaan investasi di OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Konsultasikan dulu dengan orang yang lebih berpengalaman sebelum menyetor dana.

4. Penipuan Online Shop Palsu
Maraknya belanja online cmd368 https://vincentpitbulls.com/ juga membuka celah bagi para penipu untuk beraksi. Online shop palsu biasanya menawarkan harga barang yang sangat murah, jauh di bawah harga pasar. Mereka bisa muncul di iklan media sosial, marketplace, atau bahkan punya situs sendiri.

Setelah pembayaran dilakukan, barang tidak dikirim dan penjual tiba-tiba menghilang. Lebih parahnya lagi, data pribadi seperti alamat rumah dan nomor HP korban juga bisa disalahgunakan.

Cara Menghindarinya:
Periksa reputasi toko dan ulasan pembeli sebelumnya.

Gunakan metode pembayaran yang aman (seperti COD atau e-wallet resmi).

Hindari transaksi langsung di luar platform marketplace.

Malware dan Ransomware

Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang bisa masuk ke perangkatmu tanpa disadari, biasanya lewat aplikasi bajakan, file dari email mencurigakan, atau situs tidak aman. Malware bisa mencuri data, mengunci perangkat, bahkan merusak sistem.

Jenis malware paling berbahaya adalah ransomware, yang bisa mengenkripsi data penting dan meminta tebusan agar bisa diakses kembali. Korban biasanya diancam bahwa data akan disebarkan jika tidak membayar.

Cara Menghindarinya:
Selalu update antivirus dan sistem operasi.

Hindari mengunduh file dari sumber tidak resmi.

Backup data penting secara berkala ke cloud atau penyimpanan eksternal.

Kesimpulan
Kejahatan digital terus berkembang seiring teknologi yang makin canggih. Maka dari itu, kewaspadaan dan literasi digital menjadi kunci utama untuk melindungi diri. Jangan mudah percaya pada penawaran online, selalu periksa kembali sumber informasi, dan gunakan sistem keamanan tambahan di perangkat serta akun digitalmu.

Dengan memahami berbagai modus kejahatan digital di atas, kamu bisa menjadi pengguna internet yang cerdas dan lebih aman dalam beraktivitas online.

Share: Facebook Twitter Linkedin